Selasa, 21 Juni 2011

Contoh Sitasi Laporan Fisiologi Ternak (urinari)

1.1. Tinjauan Pustaka

Sistem urinasi bertujuan untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinetis (homeostatis), yaitu suatu keadaan yang relatif konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit dan konsentrasi banyak zat didalam plasma (Frandson, 1993).
Volume urine yang dikeluarkan kemungkinan besar dikarenakan variasi jumlah air yang masuk dalam tubuh dan eliminasinya oleh paru-paru dan kulit. Rata-rata volume yang dikeluarkan berkisar antara 1 sampai 1,5 liter perhari. Volume air habis oleh paru-paru selalu konstan, sedangkan yang disekresikan oleh kulit berfariasi tergantung pada temperature dan kelembaban udara dan intensitas panas yang dihasilkan oleh aktivitas otak.(Tuttle & Schotelius,1961). Urin yang diekskresikan selama 24 jam, pada diet biasa meliputi air 1,2 L; urea 30 gr; asam urat 0,5 gr; kreatinin 1,0 gr; lainnya 10,0 gr; materi organik 3,0 gr. (Tuttle & Schottelius, 1961)
Meski glukosa dapat melalui membran glomerulus, dalam keadaan normal konsentrasi glukose dipertahankan melalui reasorbsi yang sempurna. Dalam kenyataannya, adanya glukose didalam urine merupakan keadan yang tidak normal.( Frandson, 1993). Urine selama 24 jam selalu asam dalam reaksi, pH-nya berkisar dari 4,8 sampai 7,4. Keasaman tersebut disebabkan karena adanya monosodium fosfat (Na H2PO4) ( Tuttle & Schottelius 1961).
Urine yang terus menerus bersifat asam dapat terjadi pada asidosis respiratorik atau asidosis metabolik & pada piroksida (demam) , sedangkan urine yang terus menerus bersifat basa menyatakan adanya infeksi pada saluran kemih oleh organisme yang menguraikan urea. Contoh pada infeksi proteus, pH urine tetap sebesar 8 atau lebih tinggi lagi. Urine yang terus menerus bersifat basa juga terjadi pada renal tubular asidosis (penyakit ginjal dimana bikarbonat tidak dapat dikonservasi), pada kekurangan kalium & pada sindroma Fanconi (penyakit ginjal dimana terjadi gangguan ekskresi amonia) (S.A. Price & Wilson ,1985).
Derajat Keasaman urine yang terakhir, tergantung pada kuantitas berbagai ion yang terdapat didalamnya. Peningkatan bikarbonat menyebabkan meningkatnya kebasaan (alkalinitas). Urine-urine yang asam dapat dihasilkan oleh pertukaran natrium dengan ion-ion hidrogen atau amonium klorida (Frandson, 1993).
Hormon terdapat dengan konsentrasi yang sangat rendah dalam cairan ekstra sel, yaitu berkisar 10-15 - 109 mol/L, jika dibandingkan dengan konsentrasinya, banyak molekul dengan struktur serupa lainnya seperti sterol, asam amino, protein. Hormon dapat diklasifikasikan menurut komposisi kimiawi, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang digunakan untuk menyantarai kerja hormon dalam sel. (Murray et al., 1999)
Kelompok hormon gonadotropin (FSH, LH dan HCG) bertanggung jawab atas proses gametogenesis dan steriodogenesis dalam kelenjar, sedangkan hormon merupakan glikoprotein dengan masa molekul + 75 kda. (Murray et al., 1999)
Kuman Ghorionic Gonadrotropin merupakan glikoprotein yang disintesis oleh sel sinsitotrotoblas plasennta. Hormon ini mempunyai struktur  yang khas bagi golongan ini dan paling menyerupai LH. Kadar HCG meningkat dalam darah dan urine segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan demikian ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes kehamilan (Murray et al., 1999)