Jumat, 08 Juli 2011

contoh sitasi analisis kuantitatif kimia dasar

2.1 Pengertian Analisa Kuantitatif
Analisa kuantitatif merupakan suatu upaya untuk menguraikan atau memisahkan suatu kesatuan bahan menjadi komponen-komponen pembentukan sehingga data yang diperoleh ditinjau lebih lanjut. Dalam ilmu kimia analisa kuantitatif adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sempel, zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai kontituen yang diinginkan (Day, 1986) . Larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti disebut larutan standart atau larutan baku. Biasanya untuk megukur volume larutan standart itu harus ditambahkan melalui alat yang disebut buret. Proses penambahan larutan standart kedalam larutan yang sudah ditentukan sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut Titrasi. Reaksi itu harus sempurna maka reaksi sempurna sudah tercapai disebut saat ekuivalen atau saat stoikiometri yang biasanya dapat diketahui karena adanya sesuatu yang tampak dalam larutan ini yaitu perubahan warna atau terjadinya suatu endapan yang disebabkan oleh larutan standart itu sendiri atau karena penambahan suatu indicator (Harjadi, 1993).

2.2 Macam-macam Analisa Kuantitatif
Analisa kuantitatif bertujuan untuk menentukan kadar 1% 1M dari suatu contoh yang dipraktikan. Analisa kuantitatif dibagi menjadi tiga yaitu analisa volumetri, gravametri, idiometri, asidimetri dan alkalimetri. Volumetri merupakan suatu metode analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara mengukur volume larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti, lalu mereaksikannya telah diketahui dengan larutan yang akan ditentukan konsentrsainya (Irfan, 2000). Reaksi-reaksi dalam volumetri misalnya reaksi netralisasi HCl dengan NaOH yang menghasilkan NaCl dan H2O, reaksi pengendap AgNO3 dengan NaCl yang menghasilkan AgCl dan NaNO3, reaksi reduksi-oksidasi 2FeCl3 dengan SnCl2 yang menghasilkan 2FeCl2 dan SnCl4 (Rosenberg, 1994).
Gafimetri adalah suatu teknik pengukuran kadar dalam suatu larutan yang biasa berupa garam – garam klorida. Dapat dilakukan dengan cara evaluasi, dalam cara evaluasi bahan direaksikan sehingga timbul suatu gas caranya dengan memasangkan bahan tersebut atau mereaksikan dengan suatu pereaksi sehingga yang dicari adalah banyaknya gas yang dicari. Cara pengendapan, dalam cara pengendapan bahan direaksikan , sehingga terjadi suatu endapan dan endapan itu akan ditimbang (Rosenberg , 1994). Idiometri ialah salah satu bentuk pengukuran dari suatu oksidator dengan mempergunakan larutan kalium iodo yang berlebihan dimana I2 yang dibebabskan dengan titrasi kembali dengan mempergunakan kalium kosulfat. Iodo termasuk tirasi reduksi dan oksidasi. Iodum merupakan reaksi oksidasi jauh lebih lemah daripada kalium permanganat. Senyawa iodide merupakan suatu pereaksi dan reaksi yang cukup kuat , lebih kuat dari iodemetrik. Akan teatpi banyak reaksi oksidasi cukup kuat untuk bereksi dengan ion iodida secara sempurna (Harjadi, 1993) . Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lema (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawa ion hidrogen dan ion hidroksil untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Day, 1986).

Selasa, 21 Juni 2011

Contoh Sitasi Laporan Fisiologi Ternak (urinari)

1.1. Tinjauan Pustaka

Sistem urinasi bertujuan untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinetis (homeostatis), yaitu suatu keadaan yang relatif konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit dan konsentrasi banyak zat didalam plasma (Frandson, 1993).
Volume urine yang dikeluarkan kemungkinan besar dikarenakan variasi jumlah air yang masuk dalam tubuh dan eliminasinya oleh paru-paru dan kulit. Rata-rata volume yang dikeluarkan berkisar antara 1 sampai 1,5 liter perhari. Volume air habis oleh paru-paru selalu konstan, sedangkan yang disekresikan oleh kulit berfariasi tergantung pada temperature dan kelembaban udara dan intensitas panas yang dihasilkan oleh aktivitas otak.(Tuttle & Schotelius,1961). Urin yang diekskresikan selama 24 jam, pada diet biasa meliputi air 1,2 L; urea 30 gr; asam urat 0,5 gr; kreatinin 1,0 gr; lainnya 10,0 gr; materi organik 3,0 gr. (Tuttle & Schottelius, 1961)
Meski glukosa dapat melalui membran glomerulus, dalam keadaan normal konsentrasi glukose dipertahankan melalui reasorbsi yang sempurna. Dalam kenyataannya, adanya glukose didalam urine merupakan keadan yang tidak normal.( Frandson, 1993). Urine selama 24 jam selalu asam dalam reaksi, pH-nya berkisar dari 4,8 sampai 7,4. Keasaman tersebut disebabkan karena adanya monosodium fosfat (Na H2PO4) ( Tuttle & Schottelius 1961).
Urine yang terus menerus bersifat asam dapat terjadi pada asidosis respiratorik atau asidosis metabolik & pada piroksida (demam) , sedangkan urine yang terus menerus bersifat basa menyatakan adanya infeksi pada saluran kemih oleh organisme yang menguraikan urea. Contoh pada infeksi proteus, pH urine tetap sebesar 8 atau lebih tinggi lagi. Urine yang terus menerus bersifat basa juga terjadi pada renal tubular asidosis (penyakit ginjal dimana bikarbonat tidak dapat dikonservasi), pada kekurangan kalium & pada sindroma Fanconi (penyakit ginjal dimana terjadi gangguan ekskresi amonia) (S.A. Price & Wilson ,1985).
Derajat Keasaman urine yang terakhir, tergantung pada kuantitas berbagai ion yang terdapat didalamnya. Peningkatan bikarbonat menyebabkan meningkatnya kebasaan (alkalinitas). Urine-urine yang asam dapat dihasilkan oleh pertukaran natrium dengan ion-ion hidrogen atau amonium klorida (Frandson, 1993).
Hormon terdapat dengan konsentrasi yang sangat rendah dalam cairan ekstra sel, yaitu berkisar 10-15 - 109 mol/L, jika dibandingkan dengan konsentrasinya, banyak molekul dengan struktur serupa lainnya seperti sterol, asam amino, protein. Hormon dapat diklasifikasikan menurut komposisi kimiawi, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang digunakan untuk menyantarai kerja hormon dalam sel. (Murray et al., 1999)
Kelompok hormon gonadotropin (FSH, LH dan HCG) bertanggung jawab atas proses gametogenesis dan steriodogenesis dalam kelenjar, sedangkan hormon merupakan glikoprotein dengan masa molekul + 75 kda. (Murray et al., 1999)
Kuman Ghorionic Gonadrotropin merupakan glikoprotein yang disintesis oleh sel sinsitotrotoblas plasennta. Hormon ini mempunyai struktur  yang khas bagi golongan ini dan paling menyerupai LH. Kadar HCG meningkat dalam darah dan urine segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan demikian ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes kehamilan (Murray et al., 1999)